Tumbuh
di kota yang padat dan sibuk membuat keyakinan idrus kerap kali goyah, sebab
lalu lalang manusia dan segala kepribadian mereka acap kali memuat banyak hal
negatif berterbangan diruang benak idrus.
Idrus
kecil hidup dengan dibekali ilmu agama yang
kuat dari sang ayah, hari-harinya tak lepas dari beribadah dan bersedekah dan
tak jarang pula idrus membantu orang-orang yang membutuhkannya.
Walaupun watak keras sang ayah yang kerap kali membuat
dirinya ketakutan, tak membuat idrus
kecil mundur untuk memperdalam ilmu agamanya, sebab ia sudah mengetahui
terlebih dahulu bahwa watak keras sang ayah sejatinya ditujukan untuk kebaikan pribadinya kelak.
Tahun demi tahun idrus lalui
dengan keyakinan dan keteguhan hati yang
tinggi, momen per momen dia jalani dengan lurus tanpa harus tersesat ataupun
sekedar untuk bertanya, hingga saat waktu tiba sang maha pencipta harus
mengambil nyawa kedua orang tua yang selalu idrus cintai, tak ada tangis yang
meraung dari mulut idrus tetapi rasa sedih pun pastilah harus ada di dalam
hatinya, dia hanya meyakini serta setia
berdoa hingga kelak di cabut pula ruh didalam raganya.
Idrus kecil sekarang mulai
beranjak dewasa begitu pula nalurinya, berbekal kesederhanaan dan ilmu agama
yang melimpah idrus menjadi seseorang yang begitu berbeda di mata orang-orang ,
idrus bukanlah seorang pemuka agama ataupun seorang yang menegakan ajaran
agamanya secara terang terangan melainkan dia selalu menyelipkan ilmu
keagamaannya di beberapa kata di pelbagai perbincangannya, sebuah hal yang
menarik bagi orang-orang seperti alifa, seorang perempuan teman idrus bekerja
di perusahaannya.
Sifat baik, rajin dan ulet
membuat idrus yang juga dermawan mendapatkan penaikan jabatan di perusahaan
tempat dia bekerja, tidak ada rasa iri ataupun dengki dari teman-teman idrus melainkan
hanya rasa percaya di berikan
teman-teman nya kepada idrus, begitu pula alifa obrolan demi obrolan telah dia
lewati dengan idrus tak terkecuali semua pertanyaan yang dia ajukan kepada
idrus, semuanya terjawab istimewa di dalam lirihnya.
Setelah sekian lama mengenal
idrus dan alifa pun saling menyimpan rasa kepercayaan satu sama lain dan mulai
melakukan ta’aruf, tawa demi tawa senyu pun tak luput dari serasinya pasangan
ini, tak pernah ada prahara yang membuat
benci satu sama lain.
Pernikahan itu pun terjadi,
idris dan alifa melangsungkan pernikahan yang sederhana dan elegan,lantunan
ijab idris begitu nyaring terdengar begitupun ucapan hadirin yang mensahkan
tanda doa dan harapan mereka terkabul.
Dua bulan menikah alifa pun
mendapati rahimnya dalam keadaan berisi,
Dan
sepuluh bulan kemudian mereka pun menyambut sepasang bayi kembar yag begitu
cantik dan sempurna, hari demi hari mereka lalui penuh kasih dan sayang tak
terkecuali untuk sepasang bayi mereka.
Berselang dua tahun kemudian tuhan yang maha
kuasa mulai memberikan mereka banyak cobaan dari yang terkecil maupun cobaan
besar.
Jumat sore yang begitu cerah membuat alifa dan
kedua anaknya mencoba untuk membuat kejutan kepada sang suami, karena hari itu
adalah hari dimana mereka merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-tiga.
Alifa duduk di depan setir
mobilnya dan kedua anaknya duduk manis di kursi belakang, perjalanan yang
begitu menyenangkan bagi alifa senyum ceria terlihat jelas terpampang di raut wajahnya, sesekali alifa pun mengajak
ngobrol kedua anak cantiknya itu.
Seratus meter di jalan tepat di
seberang sebelah kanannya alifa melihat kedepan perusahaan tempat idrus
bekerja, dia pun tersenyum sebab idrus baru saja keluar dari pintu dan hendak
untuk pulang , alifa pun mencoba untuk mendekati idrus dengan mobil yang ia
kemudikan, sesaat sebelum alifa mendekat idrus pun menoleh kea
rah mobil alifa seolah ia sudah mengetahuinya idrus pun tersenyum.
Tetapi senyuman idrus adalah
senyuman kepedihannya karena sesaat
sebelum mobil alifa mendekat sebuah truk yag hilang kendali menambrak bagian
belakang mobil alifa sampai mendorong
dan menggulingkan mobilnya hingga puluhan meter, idrus yang kepanikan
lalu berlari dan mendekati mobil sang istri, orang-orang pun bergerombol dan
mencoba menolong kejadian yang dialami
alifa sampai beberapa saat ambulan pun tiba.
Sesampainya dirumah sakit alifa
dan sang anak pun langsung di rawat intensif, idrus yang tak mempunyai sanak
saudara yang dekat begitu pula alifa perempuan yang merantau jauh, membuatnya
khawatir dan mencoba untuk menemani alifa dan mendoakan kesembuhannya.
Seminggu berselang alifa pun
mulai tersadar dan beberapa hari kemudian alifa mulai bertanya kepada idrus
“dimana anak kita?” Tanya alifa, sambil memegang tangan alifa idrus pun
menjawab “mereka sudah berada di surga” sembari mengeluarkan air matanya idrus
pun menjawab, alifayang gemetaran mulai duduk seakan tidak memepercayainya
alifa pun mencoba untuk berdiri, tetapi idrus yang khawatir memeluknya erat.
Bibir yang bergetar menghadirkan
banyak air mata di kanvas wajah alifa, dia pun tak henti-hentinya berbicara
kepada idrus seakan-akan idrus membohonginya.
Sampai
alifa benar benar pulih dan dokter mengizinkan mereka untuk pulang kerumah, tak
banyak perbincangan yang alifa lakukan hanyalah merenung dan meratapi
kehilangan anaknya, hari demi hari dilalui idrus dengan menguatkan hati sang
istri hingga pada akhirnya sang istri terlihat mulai ceria dan mulai menyuruh
idrus untuk kebali bekerja sembari memasang senyuman kepada idrus.
Idrus pun mengiyakan dan
bergegas untuk kembali bekerja,
Sesampainya di kantor idrus mendapati teman
teman yang berbeda muka dan mencoba pergi ke ruang manager untuk memberitahukan
kembali kepulangannya, setelah berbincang dengan sang manager kejadian yang ia
harapkan pun benar-benar terjadi sang manager yang marah memaksa dirinya untuk
mengundurkan diri, sebab di saat-saat kejadia genting di perusahaanya dia tak
pernah datang hingga perusahaan yang dia tangani mengalami kemunduran dan
mengalami pemutihan karyawan dan staff.
Idrus pun menghela dalam oksigen
dimulutnya dan menerima segala keputusan sang pimpinan dia hanya menerima dan
sabar berharap di esok hari dirinya mampu medapatkan pekerjaan baru.
Langkah yang tertunduk mengharuskan
idrus memberitahukan semua kejadian ini kepada sang istri walaupun terasa berat
baginya, sesampainya di depan rumah idrus pun membuka pintu dan mengucapkan
salam tetapi tak ada jawaban yang istrinya berikan, idrus pun mulai panik dan
berlari mencari istrinya, sesampainya di dapur idrus ulai gemetar sebab ia
melihat istrinya dilumuri begitu banyak darah disekujur tubuhnya.
Diapun
tertunduk dan memeluk sang istri kuat-kuat dan mengucapkan dua kalimat
syahadat.
Kota yang begitu ramai membuat
idrus mengalami banyak perubahan akan tetapi bakat agama yang ia miliki masih
tetapmelindunginya dari segala macam godaan.
Hingga
akhir tiba dia tak pula mendapatkan pekerjaan dan tak banyak teman yang berada
disampingnya, idrus yang kebigungan pun mencoba mencari kehidupan baru.
Yang dia putuskan adalah untuk
berhijrah tempat dan menyebrangi pulau, tetapi di sela sela perjalanan di
perahu yang dia tumpangi dia melihat sebuah pulau yang kecil dan indah,
terbesit keinginan untuk tinggal disana tetapi perahu takan ungkin berhenti
hanya untuk dirinya, diapun loncat dan berenang keseberang pulau itu.
Sesampainya disana ternyaata
angannya pun benar pulau itu begitu indah dan mempunyai sebuah penampungan air
tawar puluhan pohon kelapa yang membuat
dirinya yakin bisa bertahan hidup disana.
Hari
bulan tahu dilaluinya dengan hal yang positif dan melakukan ibadah, sampai di
ahir hayatnya dia pun tersenyum pasrah dan berharap bertemu keluarganya
disurga.
TETAPI
APA YANG DIA HARAP TERNYATA TAK SEPERTI APA YANG DIA INGINKAN DIA MASUK
DIANTARA SELA-SELA BEBATUAN GERSANG YANG BEGITU PANAS TERCEBUR KEDALAM LUBANG
PENUH KENISTAAN, DIAPUN TERBELALAK HERAN DAN BERTANYA KEPADA
ALLAH SWT, YA ALLAH KENAPA HAMBA
BERADA DISINI DI TEMPAT YANG PALING HAMBA TAKUTKAN?
ALLAH SWT MENJAWAB”SESUNGGUHNYA PERBUATAN
BAIKMU TAK CUKUP UNTUK MEMBUATMU KEKAL DISURGA”
IDRUS PUN BERTANYA KEMBALI LANTAS APA YANG
MEMBUAT HAMBA SALAH SEMENTARA HAMBA SELALU MENJALANKAN APA YANG ALLAH SWT
PERINTAHKAN?
ALLAH SWT MENJAWAB “ APAKAH ENGKAU TAK MEYAKINIKU BAHWA DI SETIAP
FIKIRAN DAN HATIMU AKU SELALU BERADA DISANA? , LANTAS APA YANG ENGKAU FIKIRKAN
SAAT DIRIMU BERADA DALAM LINGKARAN TAKDIR YANG AKU BUAT UNTUKMU? DAN APA YANG
ENGKAU YAKINI DISAAT ENGKAU BERADA DI JALAN YANG PENUH ARAH?”
IDRUS YANG MALANG PUN MULAI MENYADARI BAHWA
DISAAT APA YANG DIA ALAI DIA SELALU MENGELUH DAN KADANG IYA TAK MEYAKINI APA
YANG SEDANG TERJADI, DISAAT ANAKNYA
HILANG IA SELALU MENGELUH, KENAPA SESINGKAT INI?
DISAAT PEKERJAANNYA MENGHILANG IA
SEMPAT INGIN MENCOBA MEMBOHOGI SANG ISTRI KARENA DAMPAK PSIKISNYA?
DISAAT DIA KEHILANGAN SANG ISTRI, IDRUS YANG MALANG SEMPAT MENCOBA UNTUK
MELAKUKAN HAL YANG SAMA?
DAN DISAAT DIA PERGI KE PULAU TAK BERPENGHUNI DIA MELAKUKANNYA KARENA
BERFIKIR UNTUK MENJAUHI SEMUA ORANG YANG MEMBUATNYA SEPERTI INI?
DISAAT IDRUS MEMINUM SELALU MENGELUH KENAPAHABA HARUS MEMINUM AIR INI
LAGI?
DAN DISAAT DIA MAKAN DIA SELALU MENGELUH BAHWA DIRINYA MULAI JENUH
MENELAN KELAPA?
MOHON mAAF JIKA ADA SALAH KATA SEMUA YANG SAYA
TULIS ADALAH FIKTIF DAN KHAYALAN SEMATA, AGAR PEMBACA BISA MENGAMBIL HIKMAH DAN
POSITIFNYA SEKALI LAGI SAYA UCAPKAN TERIMA KASIH.
0 komentar
Post a Comment